Raja Faisal : Raja Saudi yang berani menentang Zionis Israel dan Mengembargo habis habisan Amerika

Assalamualaikum warahmatullah,

Faisal bin Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Saud, lahir pada tahun 1906 dan merupakan anak keempat Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman as-saud, Raja pertama yang mendirikan monarki Arab Saudi.
Raja Faisal atau biasa dikenal dengan Malik Faisal memiliki keturunan Bani Tamim dari pihak ayah maupun ibunya, dan ia juga seorang keturunan Suku Quraisy.


Faisal kecil tumbuh sebagai anak yang baik dalam pendidikan kerohanian, dia pemuda yang saleh, di usianya yang muda 16 tahun dia sudah hafal Al Quran, pangeran faisal diangkat menjadi panglima perang dalam sebuah ekspedisi untuk memadamkan pemberontakan sebuah suku diwilayah Asir, Hijaz bagian selatan.




ketika berumur 19 tahun, Faisal muda diberi kepercayaan mengomano pasukan untuk merebut jeddah dari suku hashemit yang berhaluan syi'ah Zadiyah yang sering membuat makar melawan pemerintahan di Hijaz.

di tahun 1934 dia mencapai puncak prestasinya dalam bidang militer setelah dia berhasil merebut pelabuhan Hoderida dalam waktu yang singkat dari kekuasaan Yaman sekuler yang yang mana waktu itu Yaman di bantu oleh Militer Kerajaan Inggris.


di waktu lain setelah PBB mengeluarkan resolusi pemecahan palestina untuk pendirian Negara Israel, Pangeran Faisal pun mendesak Raja Abdul Aziz untuk memutuskan diplomasi dengan Amerika Serikat yang menjadi salah satu pencetus resolusi tersebut, namun permintaanya ditolak oleh Raja Abdul Aziz karena masih adanya hubungan timbal balik di antara kedua negara tersebut waktu itu.

selepas Raja Abdul Aziz tersangkut skandal keuangan yang menyebabkan turun tahta, maka Pangeran Faisal pun dilantik menjadi pemerintahan sementara menggantikan ayahnya yang diasingkan keluar negeri oleh keluarganya.
Pada tanggal 2 november 1964, Pangeran Faisal pun resmi dilantik menjadi Raja Kedua Arab Saudi menggantikan Ayahnya Raja Abdul Aziz dengan gelar Malik Faisal bin Abdul as-Sud

di waktu lain setelah dilantik menjadi Raja Saudi, Raja Faisal menyerukan agresi melawan Israel dalam rangka pembelaanya terhadap tanah suci Al Quds (Jerusalem) yang menghentikan Program Israel dari pemekaran wilayah negaranya ke daerah sekitarnya,.
seruan ini dijawab positif oleh Mesir dan Syiria, yang kemudian membentuk koalisi militer melawan Israel, yang pada saat itu Israel di back-up secara besar besaran oleh sekutunya Amerika Serikat.

pada awalnya pasukan koalisi arab dari negara mesir berhasil memukul mundur pasukan Israel dari Syam dan berencana masuk ke wilayah negara Israel untuk Memperkuat Al Quds di Jerusalem, pada saat itu tiba tiba Amerika Serikat mengumumkan pernyataan ancaman terhadap Mesir akan terjadi pembantaian besar besaran kepada Rakyat Mesir jika mesir nekat masuk ke wilayah Israel, dalam rangka menyelamatkan Rakyatnya, Gamal Abdul Nasir pun terpaksa menarik mundur pasukannya dari niatnya masuk ke wilayah Israel.

Mendengar Intimidasi itu Raja Faisal marah dan menyatakan perang ekonomi terhadap Amerika Serikat, yaitu dengan mengembargo secara besar besaran minyak Arab Saudi ke Amerika.
Negara negara pakta pertahanan Atlantik Utara yang tadinya mendukung Amerika pun berbalik diam, dan meninggalkan dukungannya atas Amerika dikarenakan takut terkena embargo besar Raja Faisal tersebut.
Atas embargo besar besaran tersebut Amerika lumpuh dalam sektor industri dan transportasi, bahkan perekonomiannya sangat kacau hingga mengalami krisis berkepanjangan yang diperkirakan baru bisa pulih selama 10 tahun kedepan sejak dimulainya embargo!.

dalam seruan khutbah Jihadnya melawan israel , Raja Faisal berdoa dihadapan khalayak, agar ALLAH menetapkan kematiannya diterima ALLAH sebagai Syuhada. ia juga berdoa agar ALLAH bersegera mencabut nyawanya apabila tak mampu membebaskan tanah suci Al Quds dari cengkraman Israel dalam perang yang akan terjadi saat itu.

dan anehnya pada tanggal 25 Maret 1975, Raja Faisal wafat dibunuh oleh keponakannya sendiri yang bernama Faisal bin Mus'ad  yang baru saja pulang dari Amerika Serikat!. Mus'ad menyamar sebagai delegasi Kuwait yag ingin bertemu Raja Faisal secara mendadak. pada saat Raja Faisal berjalan kearahnya untuk menyambut, tiba tiba Faisal bin Mus'ad mengeluarkan pistol dan menembak Raja Faisal bin Abdul Aziz, Faisal bin Mus'ad menembak 3 kali ke tubuh Raja Faisal bin Abdul Aziz, Raja Faisal tidak tertolong karena kehabisan darah, dan menghembuskan nafas terakhirnya tak lama setelah itu. Rakyat Saudi ketika itu tersentak ketika mendengar Raja Faisal yang terkenal Soleh, dan Mementingkan rakyat, serta membela Muslim Palestina di bunuh oleh keponakannya sendiri yang baru saja datang dari Amerika, dan teori Konspirasi pun berhembus dimasyarakat.
Namun Pangeran  Faisal bin Mus'ad tetap dipenggal, meskipun ketika dalam keadaan sekarat Raja Faisal meminta agar pembunuhnya tidak dihukum mati, ia di eksekusi di lapangan umum di RiyadhEksekusi berlangsung pada 18 Juni 1975 pada pukul 4:30 sore-tiga jam sebelum matahari terbenam - di hadapan kerumunan ribuan orang di lapangan umum di depan Masjid Agung Riyadh.

Dan pendapat lain mengatakan kalau Raja Faisal di bunuh agen rahasia, dengan menggunakan Sistem proyek MKULTRA, Proyek MKULTRA, atau MK-ULTRA , adalah nama kode untuk sebuah eksperimen rahasia dan  ilegal oleh Badan Intelejen AS, CIA,  terhadap manusia. Program resmi pemerintah AS ini dimulai pada awal 1950-an, terus berlanjut setidaknya sampai akhir 1960-an, dengan menggunakan warga Amerika Serikat dan Kanada sebagai subyek pengujian-eksperimennya.

Bukti yang dipublikasikan menunjukkan bahwa Proyek MKULTRA melibatkan penggunaan berbagai metodologi untuk memanipulasi keadaan mental seseorang  dan mengubah fungsi-fungsi otak, termasuk penanganan  secara diam-diam terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia lainnya, hipnotis,  penghilangan kepekaan, pengisolasian, pelecehan secara verbal dan seksual, serta  berbagai bentuk penyiksaan.
 Mungkinkah personil Garda Nasional (National Guard) yang mengawal Kerajaan dan Raja Arab Saudi disusupi/dipengaruhi agen asing? Wallahualam, Dengan melihat bahwa anggota-anggotanya dipilih dari suku Badui yang telah teruji kesetiaannya, tidak melihat ini sebagai sebuah kemungkinan. Lolosnya sebuah pistol yang dibawa Pangeran Faisal dari pengawasan lebih disebabkan karena tidak/belum adanya suatu sistem dan prosedur yang baku dan modern dalam pengawalan Kerajaan dan Raja, yang justru sedang ingin dibangun oleh Raja Faisal.

Di sisi lain, adalah hal yang sangat krusial untuk menentukan waktu pelaksanaan pembunuhan yang tepat. Tentu sangat riskan jika pembunuhan itu dilaksanakan tak lama setelah terjadinya embargo minyak oleh Raja Faisal, karena hal ini akan dengan mudah ditafsirkan oleh pemerintah Arab Saudi dan Dunia Islam pada umumnya sebagai balas dendam Barat, khususnya AS, kepada Raja Faisal yang selanjutnya dapat memicu balasan lebih lanjut dari pemerintah Arab Saudi berupa pemutusan hubungan dengan AS.


Raja Faisal juga dikenal dengan programnya yang menggalakan penghapusan perbudakan, program ini ia lakukan dengan membeli seluruh budak Arab Saudi dengan kas pribadinya hingga tak tersisa satupun budak yang dimiliki seorang majikan dinegara Arab Saudi, bahkan ada budak yang harganya sangat mahal (dengan nilai mata uang di masa itu), yaitu 2800 dolar, bayangkan sob jika dirupiahkan jadi berapa?, dan berlanjut dengan aturan pelarangan adanya perbudakan di Arab Saudi utnuk selamanya.
Raja Faisal juga dikenal dengan penyederhanaan gaya hidup keluarga kerajaaan untuk menghemat kas, dengan menarik 500 mobil Cadillac mewah milik istana, dana dari hasil programnya tersebut terealisasi pada pembangunan sumur sedalam 1.200 meter sebagai tambahan sumber air rakyat untuk dialirkan pada lahan lahan tandus disemenanjung Arab. Subhanallah semoga beliau dirahmati Allah, karena beliau adalah Raja di antara Raja - Raja saudi yang paling pro Islam dan menentang komunisme.
#diambil dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: